CERPEN TEROR SINDORO

BURHANUDIN 
1810301035
CERPEN
THE SINISTER OF MOUNT SINDORO

Pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 21-22 Juli 2018 kami mendaki ke gunung Sindoro via Kledung. Kami mendaki dengan anggota 13 orang yaitu mas Nur Kholis, mas Aris, mas Prima, mas Zidni, mas Rizqi, Hisni, mas Agus, Ahmad Nur Fuadi, Burhan, Rita Agustin, Tiwi Indah Sari, Anisa, Shafira Yuliana Windi.

Waktu itu saya menyebarkan informasi melalui pamflet, karena saya dulunya udah pernah mendaki jadi saya pengin mendaki lagi dan mungkin dipikiran saya supaya lebih banyak masanya maka saya mencari cara bagimana supaya menarik temen-temen para pendaki lain untuk ikut join ke gunung Sindoro. Nah salah satu untuk mensiasati hal itu, saya menyebar pamflet ataupun selebaran di media sosial. Tidak perlu menunggu waktu yang lama, banyak sekali temen-temen yang langsung japri saya, ada beberapa anak yang memang benar-benar pada tanggal itu juga fiks bisa ikut, namun ada juga yang H-1 baru kasih kabar bahwasanya tidak diizinkan oleh kedua orang tuanya, kemudian ada juga yang sedang mengikuti kegiatan lain yaitu mengikuti lomba. Akhirnya di situ kami menunggu sampai hari H ada sekitar 13 orang yang benar-benar fiks bisa ikut. Kami berkumpul di masjid agung belik-pemalang yaitu sekitar jam 7 sampai jam 8 pagi. Kami di situ mulai packing dan checking perlengkapan sembari menunggu anggota lain yang belum datang. Sekitar jam 8 pagi kami mulai berangkat dari titik kumpul masjid agung menuju ke titik kumpul yang kedua yaitu di alun-alun purbalingga karena kami berasal dari kota yang berbeda-beda, sehingga kami memutuskan untuk mengambil titik tengahnya saja supaya dari Purwokerto tidak kejauhan dan dari Pemalang pun juga tidak kejauhan dan akhirnya kami memutuskan untuk kumpul di alun-alun Purbalingga. Setelah sampai di titik kumpul, kami saling mengingatkan buat chacking dan packing lagi supaya tidak ada perlengkapan yang tertinggal serta berdoa sebelum mengawali perjalanan. Setelah itu kami memulai perjalanan untuk menuju basecamp gunung Sindoro via Kledung dengan melewati beberapa kabupaten yaitu kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, Wonosobo dan Temanggung dengan estimasi waktu sekitar 3-4 jam. Kami menuju basecamp dengan menggunakan sepeda motor.

Nah di basecamp sudah ada mas Nur Kholis yang sedang menunggu kami, yang mana beliau berangkat jauh-jauh dari bekasi menggunakan kereta api dan dilanjut menggunakan bus ke arah Temanggung. Wah gak bisa dibayangin berapa estimasi biaya beliau iya buat sampe ke Temanggung, belum juga regitrasi dan perkap serta logistiknya… Hehe tapi iya gitu sih namanya orang suka mendaki karena hobi, iya walaupun dapat menguras kantong pribadi tapi tetep berangkat kan iya. Oh iya buat kalian nih yang belum pernah mendaki, jika mau mendaki saya saranin persiapkan badget yang sesuai gunung yang akan didaki iya karena biayanya lumayan lho, terus persiapkan fisik juga iya.

Sekitar jam 12.30 kami sampai di basecamp. Di sana kami ishoma, registrasi dan chekcing ulang serta bersih-bersih sampai jam 14.00. Nah kebetulan dari kelompok mendaki kami ada 4 orang cewe nih dan 3 cewe itu kebetulan sedang berhalangan (menstruasi) maka dari itu kemarin sempat mendapatkan wejangan dari penjaga bascamp atau bagian registrasi kepada kelompok kami terutama yang cewe untuk tidak mendaki sampai ke puncak Sindoro dan hanya diperbolehkan mendaki sampai ke sunrise camp saja, saya juga kurang faham mengapa tidak diperbolehkan untuk sampai ke puncak, iya mungkin karena keadaannya kurang suci dari ketiga cewe tersebut dan di puncak tersebut memang dianggap sakral dan mungkin sudah ada kejadian yang tidak diinginkan sebelumnya. Namun, dari ketiga cewe tersebut tidak mau mendaki kalau tidak sampai puncaknya. Mereka menganggap sia-sia. masa udah jauh-jauh dari rumah ngga sampai puncak sih? lebih baik kita pulang saja yok… ucap salah satu cewe. Kemudain ada salah satu anggota dari kelompok kami yang menyarankan untuk membersihkan diri (mandi wajib) dulu bagi mereka yang sedang berhalangan (menstruasi) supaya bisa sampai puncak bareng-barang dengan harapan tidak akan terjadi apa-apa walaupun saran dari penjaga basecamp tidak kami indahkan. Wkwk

Setelah mereka bersih-bersih diri dan sudah siap untuk menapakkan kaki melangkah ke puncak Sindoro, saya sebenarnya sudah mempunyai firasat buruk dengan pendakian kali ini karena mengingat beberapa kali saya mendaki sebelumnya itu tidak ada wejangan seperti ini dari penjaga bascamp gunung lain. Ah tapi mungkin itu hanya firasat saya saja… yang penting kan kita selalu berdoa dan tetap menjaga sopan santun kepada alam. Insyaallah akan baik-baik saja.  Jam 14.00 kami memulai pendakian dari bascamp menuju pos 1 yang jaraknya lumayan jauh yaitu sekitar 45-60 menit. Di perjalanan menuju pos 1 kami mulai mengakrabkan diri antara satu anggota dengan anggota lain dengan bercerita dan tawa supaya perjalanan tidak terasa melelahkan. Di sini kami juga mulai packing ulang karena ternyata ada beberapa tas cewe yang bawaannya terlalu berat dan takutnya nanti terlalu cape sehingga membuat lama untuk mencapai puncak, akhirnya semua perlengkapan yang berat-berat dipindahkan ke tas cowo. Di sini kami bener-bener memuliakan kaum cewe banget dah, pokoknya jangan sampai mereka membawa perlengkapan yang berat-berat. Nah di sini kami bercanda tawa dan berkenalan lebih jauh karena mengingat kami berasal dari latar belakang yang berbeda, ada yang karyawan, ada yang mahasiswa, ada yang dari Ciamis, Bekasi, Pemalang, bahkan Purwokerto. Iya walaupun kami sudah sempat berkenalan di grup whatsapp tetapi tetap saja kalau tidak berkenalan secara langsung itu rasanya berbeda. Mungkin ada yang sudah kenal satu sama lain karena beberapa anak sudah pernah mendaki bersama. Setelah sampai di pos 1 kami beristirahat terlebih dahulu untuk melepaskan rasa lelah selama perjalanan dari bascamp. Kemudain kami melanjutkan perjalanan kembali untuk menuju pos 2 dengan candaan dan tetap mengakrabkan satu sama lain. Setelah itu kami sampai di pos 2, kamipun beristirahat kembali untuk melepaskan rasa lelah yang menghinggapi raga ini dan kemudian kami mulai melanjutkan perjalanan untuk sampai di pos berikutnya.

Jam 20.00 kami baru sampai di pos 3, harusnya bisa lebih cepat sih tapi ada salah satu anggota kami yang phobia dengan gula jawa atau gula merah yang tidak sengaja dikeluarkan dari tas oleh salah satu anggota lain. Kami tidak tahu mengapa dia phobia sama gula merah? Kami sempat berpikir kok aneh sekali iya phobianya… biasanya kan orang phobia sama ketinggian maupun hewan menjijikan. Namun, kami sadar mungkin setiap orang mempunyai phobia nya masing-masing terhadap suatu hal. Kemudain saya bertanya kok phobia dengan gula merah si mba, kenapa? Jelasnya, karena bentuk dan teksturnya yang menjijikan sehingga ketika dia melihat gula merah apalagi melihat teksturnya pasti merasa mual-mual dan bahkan muntah-muntah. Di situ kami menunggu lumayan lama untuk meredakan phobia dia,  sembari beristirahat sejenak. Setelah kami menunggu dan mencoba untuk menyemangatinya dan membantu untuk meredakan phobianya akhirnya dia bisa melajutkan perjalanan lagi untuk sampai puncak dan dia berpesan kepada anggota lain untuk tidak memakan atau mengeluarkan gula merah didekat dia. Kemudian sampai di pos 3, kami memutuskan untuk mendirikan tenda di sana. Sebenarnya sih rencana awal pokoknya kelompok kami harus sampai di pos sunrise camp buat mendirikan tenda. Namun, melihat kondisi masing-masing anggota sepertinya sudah tidak memungkinkan lagi untuk melanjutkan perjalanan dan sudah lumayan malam juga, akhirnya kami memutuskan untuk mendirikan tenda di pos 3 saja, terlebih lagi tenaga kami sudah terforsir di perjalanan pos sebelumnya. Nah di sini kami mulai membagi tugas supaya lebih efektif, ada yang menyiapkan makan malam dan ada yang mendirikan tenda. Setelah selesai mendirikan tenda dan makan malam sudah siap, kemudain kami merapatkan diri untuk mengisi tenaga buat perjalanan selanjutnya. Setelah itu kami mempersiapkan diri untuk beristirahat. Pada saat kami sedang terlelap tidur, terdengarlah sorakan tidak jelas yang membuat kami terbangun, sontak kami langsung membuka pintu tenda dan mengecek kondisi di luar, ternyata ada tenda kelompok lain yang tendanya diserang oleh babi hutan kelaparan sehingga mereka bersorak-sorak untuk mengusir babi hutan tersebut. Beruntungnya tenda kami aman dari serangan babi hutan tersebut. Setelah babi hutan berhasil menjauh dari kami, kamipun merasa aman dan memutuskan untuk tidur kembali. Kemudian kami bangun jam 01.00 pagi untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak Sindoro dengan target kami bisa menikmati keindahan mentari pagi di atas sana. Sekitar jam 2 kami sampai di sunrise camp, kami belum bisa melihat mentari pagi karena kondisinya masih gelap dan yang terlihat hanyalah soratan lampu yang tergantung di dalam tenda. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan kembali untuk menuju pos 4, kami sampai di sana sekitar jam 04.00 pagi. Dengan berbekal jaket dan perlengkapan lain yang bisa mengahangatkan tubuh kamipun menerobos dinginnya pagi hari. Jam 05.30 kami sampai di  puncak, doa kami bener-bener diijabah oleh Allah SWT. Alhamdulillah bisa melihat keindahan mentari pagi yang menyinari gunung Sindoro dengan sinarnya yang penuh kehangatan. Jujur baru pertama kali ini saya mendaki gunung dengan mendapatkan keindahaan alam yang belum pernah saya dapatkan di gunung-gunung sebelumnya karena di pendakian sebelumnya justru saya hanya mendapatkan badai dan kabut gimbal perusak keindahan. Di sana kami menikmati keindahan pemandangan gunung Sindoro yang begitu indah dan memanjakan mata sehingga kami memutuskan untuk mengabadikan moment yang jarang seperti ini dengan didukung kamera Canon 70D. Sekitar sampai pukul setengah 12.00 siang kami menghabiskan waktu di situ untuk menikmati keindahan alam sekitar dengan berfoto, biasanya kami hanya bisa melihat keindahan gunung sindoro dari kejauhan saja tetapi sekarang kami bisa melihat keindahan gunung sindoro dari jarak dekat dan ternyata pemandangannya jauh lebih indah daripada kita melihat dari kejauhan. Terlebih lagi di sini kami dapat melihat kawah gunung Sindoro secara langsung dan dalam kawah tersebut terdapat senyawa belerang yang beracun dan sangat berbahaya untuk kesehatan kami, maka dari iitu kami disarankan untuk turun dari puncak sebelum jam setengah 12.00 siang. Setelah kami menghabiskan waktu yang cukup lama, akhirnya kami memutuskan untuk turun dari puncak. Jam 15.30 kami sampai di pos 3, kemudian kami ishoma dan membongkar tenda. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan kembali untuk menuju pos 2, disepanjang perjalanan kami meluapkan rasa senang yang luar biasa karena 13 orang bisa sampai puncak dengan selamat dengan cerita-cerita konyol dan candaan garing yang mengiringi perjalanan kami, karena mengingat ada mitos yang mengatakan kalau mendaki ganjil iitu pasti akan hilang satu tapi itu hanyalah mitos.

Jam setengah 18.00 kami sampai di pos 2, kami beristirahat sembari menunggu adzan maghrib yang akan segera berkumandang. Ketika sedang beristirahat mba Rita tiba-tiba kebelet buat kencing, namun bingung mau kencing di mana karena lokasinya terlalu terbuka dan di samping kanan kiri pun semak-semak yang lebat dan waktunya sedang sandikala atau waktu menjelang maghrib yang mana pada waktu ini katanya makhluk selain manusia (ghaib) sedang beraktivitas. Nah, di sini ada salah satu anggota kami yaitu Shafira yang menyarankan untuk kencing di emperan  gubug pos 2 saja yang deket.  Akhirnya mba Rita pun kencing di emperan gubug situ. Ternyata tidak kami sadari perilaku teman kami yang kencing sembarangan di emperan gubug pos 2 membuat penunggu (makhluk ghaib) itu merasa terganggu, sehingga mereka mengikuti kami dari pos 2 sampai pos 1. Mereka juga merasa terganggu dengan gelombang bunyi yang dihasilkan oleh lonceng yang dibawa oleh mas Aris, dari sinilah kami merasa aneh, heran dan bahkan tidak percaya peristiwa ini bakal terjadi, pasalnya teman kami sudah permisi ketika hendak kencing di emperan situ.  

Ketika kami sedang beristirahat sejenak di pertengahan pos 2 menuju pos 1, tiba-tiba suasana mencekam dan hening. Kemudian saya mulai mendengar ada seorang kakek yang batuk di sebelah telinga saya, tapi saya positif thinking saja mungkin saya salah dengar. Namun, beberapa teman saya meliihat penampakan disekitar kelompok kami yang sedang beristirahat dan menyarankan kepada anggota yang lain untuk segera bergegas pulang dari gunung ini karena takut terjadi apa-apa. Pada saat itu aku pun heran ada apa sih sebenarnya kok cepet-cepet turun kan kita baru saja duduk dan istirahat di sini? Ternyata ada segerombolan makhluk tak kasat mata yang mengikuti kelompok kami dari tadi, makanya kami segera pergi. Belum sampai di pos 1, kelompok kami merasa ada yang mengikuti kami dan malam semakin menjadi-jadi. Bahkan mereka mulai menampakkan diri satu per satu kepada kelompok kami, kami panik dan kami tidak tau apa maksud mereka menampakkan diri kepada kami? Apa salah kami? padahal kami merasa tidak berbuat apa-apa pada gunung ini. Kami mulai mempercepat langkah kaki untuk segera keluar dari gunung ini karena kami khawatir dengan 3 orang cewe yang sedang berhalangan (menstruasi) takutnya terjadi apa-apa pada mereka. Akhirnya kami yang cowo-cowo mulai menjaga mereka dengan menggandeng tangan mereka sembari membacakan ayat suci serta beberapa doa lain supaya makhluk tak kasat mata tersebut menjauh dari kami. Namun, salah satu anggota kami yang cewe dan yang sedang berhalangan dia melihat penampakkan di depannya dan tiba-tiba dia berhenti dan muntah-muntah. Iringan ayat kursi tetap kami lantunkan dengan harapan untuk mengusir makhluk yang mengganggu teman kami. Alhamdulillah akhirnya dia bisa kembali melanjutkan perjalanan, namun pada saat saat berjalan tiba-tiba dia berjalan sangat cepat dengan penuh tenaga, kamipun heran yang menggandeng tangan dia. Kami tanya, mba kenapa? Jangan cepat-cepat jalannya nanti terpeleset… dia tidak menjawab dan ternyata dia sudah kerasukan. Kami semua panik akhirnya kami mengejar dia dan menjatuhkan dia di tengah jalan supaya memudahkan kami untuk mengeluarkan setannya dari dalam dirinya. Alhamdulillahnya beberapa anggota kelompok kami ada yang pandai dalam mengusir makhluk tak kasat mata itu. Setelah itu dia tersadar, namun ketika dia akan berdiri justru ada makluk astral yang lain yang merasuki kedalam tubuhnya. sontak ada anggota kami yang biasa dengan hal ini pun bertanya kepada makhluk yang merasuki wanita tersebut, siapa kamu? Jawabnya, aku penunggu hutan ini. Kenapa kamu merasuki wanita ini? Karena wanita ini telah kencing sembarangan dan membuat bau rumahku. Dan kamu Shafira (orang yang menyarankan untuk kencing di gubug pos 2) sana pulang! Dengan nada yang marah dan melotot. Membuat shafira takut dan ingin segera pulang. Setan yang merasuki wanita ini juga tidak suka dengan mas Zidni karena dia telah mendukung Shafira untuk menyarankan mba Rita buat kencing sembarangan di gubug. Setan yang merasuki mba Rita juga merasa terganggu dengan lonceng yang dibawa oleh anggota kami yaitu mas Aris. Kemudian mas Aris melepas lonceng tersebut dari tasnya dan kemudian mengubur loncengnya di tanah atas permintaan dari setan yang merasuki mba Rita. Kemudian satu cewe lagi yang kesuruoan yaitu Indah tetapi reaksinya sangat berbeda dengan mba Rita, justru Indah hanya menangis dan menutupi wajahnya dengan kedua tangan di pahanya. Ketika ditanya dia hanya menangis dan menangis tanpa satu kata pun ia berucap. Setelah hampir 1 jam kami mencoba untuk mengusir setan-setan yang merasuki kedua wanita tersebut tetapi tetap juga tidak bisa, kami pun memutuskan untuk memanggil pawang atau yang biasa menangani hal ini untuk menyembuhkan teman kami. Kebetulan pawang tersebut adalah tukang ojek di gunung Sindoro ini. Kemudian saya dan mas Zidni berjalan dari pos 1 menuju basecamp untuk mencari bantuan dan pada saat berjalan kami pun agak sedikit khawatir, takut dan bingung karena takut terjadi apa-apa dengan mereka. Belum sampai di basecamp, kami bertemu dengan tukang ojek di tengah perjalanan. Kami memberhentikan tukang ojek tersebut dan menjelaskan apa yang sedang terjadi pada teman kami di atas sana, lalu tukang ojek tersebut langsung menghampiri teman-teman kami yang masih berada di pos 1 lalu menyarankan kami untuk kembali ke basecamp saja terlebih dulu. Tidak membutuhkan waktu lama,  Alhamdulillah teman-teman kami sudah sembuh, kemudian mereka dibawa oleh tukang ojek menuju basecamp. Ketika mereka sudah sampai di basecamp kami berdua masih berjalan kaki untuk menuju basecamp, kami kira kami akan berjalan kaki sampai di sana, tapi tiba-tiba ada tukang ojek yang datang untuk menjemput kami menuju basecamp.

Setelah kami sampai di basecamp kami disuruh untuk membersihkan diri dan berwudhu untuk menghilangkan debu yang kami bawa dari puncak. Setelah itu kami disarankan untuk langsung beristirahat.

Pagi telah tiba, kami bercanda tawa kembali sembari bercerita tentang kejadian semalam.

- SELESAI -

 

Redaktur : burhan_zaka

Selasa, 21 Mei 2020

Link Cerpen: https://drive.google.com/file/d/1DE6ow_kZ9T2JavBNSbmus7s0gq6PGoJr/view?usp=sharing


Postingan populer dari blog ini

IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM PEMBUATAN KEBIJAKAN NEGARA DALAM BIDANG POLITIK, EKONOMI, SOSIAL BUDAYA, DAN HANKAM